4 Bahan Pangan Pokok Di Pasar Hanura Alami Kenaikan

Pesawaran|KBNINews|Harga bahan pangan pokok di Pasar Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, sangat fluktuatif. Empat mengalami kenaikan, dua lainnya terjadi beberapa penurunan. 

Hal itu terungkap saat Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran melakukan pemantauan ketersediaan dan harga bahan pangan pokok demi menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Bumi Andan Jejama, Rabu (12/6/2024) kemarin.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran, Hendra Sulistya, mengatakan, harga dan ketersediaan bahan pangan pokok merupakan kebutuhan primer masyarakat yang selalu dibutuhkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dari pantauan di lapangan yang dilakukan pihaknya, Hendra menyimpulkan, dua bahan pangan pokok mengalami penurunan dan empat lainnya mengalami kenaikan yang tidak signifikan. 

“Dari wawancara langsung dengan para pedagang, didapat data bahwa cabai merah, cabai rawit, telur ayam, dan ayam boiler mengalami kenaikan, sedangkan bawang merah dan bawang putih mengalami penurunan,” ujarnya. 

Diuraikan, cabai merah yang sebelumnya Rp 50.000 per-Kg mengalami kenaikan Rp 10.000, menjadi Rp 60.000 per-Kg. Sementara cabai rawit sebelumnya Rp 40.000 juga mengalami kenaikan Rp 10.000 sehingga menjadi Rp 50.000 per-Kg.

Telur ayam yang sebelumnya Rp 28.000, mengalami kenaikan Rp 1.000 menjadi Rp 29.000, dan ayam boiler dari harga sebelumnya Rp 33.000 mengalami kenaikan Rp 2.000, menjadi Rp 35.000. 

Bawang merah yang sebelumnya Rp 40.000, mengalami penurunan Rp 2.000, menjadi Rp 38.000, dan bawang putih yang sebelumnya Rp 40.000 juga mengalami penurunan Rp 2.000, menjadi Rp 38.000.

Menurut Hendra, untuk bahan pangan pokok yang lain, relatif stabil.

Kenaikan bahan pokok tersebut, menurut Hendra, disebabkan oleh faktor cuaca dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi menjelang Hari Raya Idul Adha. 

Mengenai ketersediaan bahan pangan pokok di Kabupaten Pesawaran, Hendra menegaskan, dalam kondisi aman. Dalam arti bahan pangan yang dibutuhkan masyarakat masih tersedia dan tidak ditemukannya produk makanan dan minuman yang kadaluarsa. (sugi)