BANG ACONG MURKA! TRAGEDI BANDAR LAMPUNG MEMBUAT WARGA GERAM

Bandar Lampung|KBNINews|Tragedi memilukan kembali terjadi di Bandar Lampung. Seorang pelajar SMPN 25, Fredi Saputra (15), tewas secara tragis setelah menjadi korban pembacokan oleh sekelompok remaja di Jl. Dr. Harun 1, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Tanjungkarang Timur, pada Rabu malam (18/12/2024). Peristiwa ini memicu kemarahan warga, termasuk Ketua Umum Kotela Dut Lampung dan RMD FOR BE 1, Bang Acong, yang mengutuk keras kejadian ini.

“Ini sudah keterlaluan! Anak-anak kita tidak lagi aman di jalan. Saya mendesak polisi bertindak cepat untuk menangkap pelaku. Jangan ada celah untuk mereka lolos!” ujar Bang Acong dengan nada marah.

Selain Bang Acong, Mulyadi, Ketua Kota Laskar Merah Putih Bandar Lampung, juga mengecam keras peristiwa ini. “Kami berharap pihak berwajib dapat bekerja maksimal untuk mengungkap kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku,” tegasnya.

Mulyadi, Ketua Laskar Merah Putih Kota Bandar Lampung

Sosok Fredi: Anak Rajin dan Atlet Berbakat

Fredi dikenal sebagai anak yang penuh semangat dan tanggung jawab. Meskipun berasal dari keluarga sederhana—ayahnya penjaga parkir dan ibunya cleaning service—Fredi selalu rajin membantu keluarganya. Selain itu, ia adalah anggota Platinum Futsal Academy yang berprestasi di Liga AAFI.

“Dia anak yang luar biasa. Selain rajin membantu keluarga, Fredi juga berbakat di futsal. Kami sangat kehilangan sosoknya,” kata Happy Apriyadi, pengelola Platinum Futsal Academy.

Malam nahas itu terjadi ketika Fredi dan sepupunya pulang setelah membantu pamannya berjualan pecel lele. Di perjalanan, mereka diserang oleh gerombolan remaja yang melempari dan mengejar mereka. Fredi yang jatuh dari sepeda berusaha melarikan diri, tetapi akhirnya terjatuh dan menjadi korban serangan brutal hingga meninggal dunia.

Gelombang Kemarahan Warga

Kematian Fredi memicu gelombang kemarahan dari warga Bandar Lampung. Mereka menyesalkan lemahnya pengawasan dan keamanan di kota ini, terlebih kasus kekerasan remaja semakin sering terjadi.

“Bandar Lampung sudah tidak aman lagi. Kalau anak-anak saja bisa menjadi korban, siapa yang bisa merasa tenang?” keluh seorang warga melalui media sosial.

Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Gino Vanollie, turut menyatakan keprihatinannya. “Kekerasan di kalangan remaja terus meningkat. Kita seakan tidak punya solusi yang efektif untuk menghentikan kejadian seperti ini,” ujarnya.

Gunawan Handoko, penggiat literasi, juga menyoroti pentingnya peran keluarga. “Orang tua harus lebih tegas dalam mengawasi anak-anak. Jangan biarkan mereka keluar malam tanpa tujuan yang jelas,” tegasnya.

Harapan untuk Keamanan Kota

Masyarakat, bersama tokoh-tokoh seperti Bang Acong dan Mulyadi, mendesak aparat kepolisian bekerja cepat untuk menangkap para pelaku dan memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban. Mereka juga berharap pemerintah meningkatkan sistem keamanan di Bandar Lampung demi mencegah kejadian serupa terulang.

“Jangan ada lagi korban seperti Fredi. Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk menciptakan Bandar Lampung yang lebih aman,” tutup Bang Acong dengan penuh harapan.(sugi)