Oleh: H. Syahidan MH
Lam-Sel|KBNI–News|Meski baru sebagai bakal calon, tapi banyak hal yang dapat diulas dari beberapa nama yang telah dimunculkan, baik oleh parpol atau malah oleh petinggi parpol secara pribadi.
Bagaimana peluang masing-masing bakal calon yang sudah mendaftar atau telah mengambil formulir pendaftaran di mata para pimpinan partai di Lamsel? Sampai saat ini, saya melihat baru tiga partai yang kadernya “relatif” -bahkan “amat aman”- di mata petinggi partai di Lamsel.
Ini uraiannya: 1. Yang pertama adalah PAN. Partai ini akan “amat aman” untuk menyodorkan menantu Zulhas, sebagai calon bupati, yaitu Radityo Egi Pratama. Suami Zita Anjani, putri kedua Zulhas yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Egi akan mulus dan pasti akan “diamankan” oleh PAN Lamsel.
Hal ini tentu bisa dimaklumi. Karena Zulhas adalah Ketua Umum DPP PAN. Bahkan untuk mencari teman koalisi pun, saya memperkirakan PAN/Zulhas akan mudah untuk mendapatkannya, karena Egi juga mengambil formulir di Partai Nasdem.
Dan Herman HN selaku Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Lampung yang kembali berniat akan maju dalam Pilgub Lampung, juga sudah mengambil formulir pendaftaran di DPW PAN Lampung. Terbuka lebar adanya kemungkinan “barter rekomendasi”.
2. Yang kedua PKS. Partai ini juga akan aman untuk menyodorkan kader intinya, yaitu Antoni Imam (Ketua DPD PKS Lamsel) di posisi wakil bupati. Meski hingga saat ini PKS belum diketahui secara pasti akan masuk poros yang mana dari empat poros yang kemungkinan akan terbentuk, seperti ulasan saya kemarin.
3. Melinda Zuraida. Sebagai anak mantan Bupati Lamsel dua periode, tentu posisi Melinda bisa dikategorikan cukup aman. Meski Partai Demokrat hanya mendapatkan lima kursi di DPRD Lamsel, yang berarti masih ada kekurangan lima kursi lagi, tapi saya meyakini, sebagai politisi kawakan di Lampung, tentu bagi Zulkifli Anwar -selaku ayah Melinda-, tidaklah sulit melobi pimpinan parpol di Lamsel untuk bergabung dengan Demokrat dan atau dengan anaknya.
Zulkifli Anwar sejak menjadi Bupati Lamsel dari tahun 2000-2008 (mundur tahun 2008 karena maju sebagai calon Gubernur Lampung), terbilang amat dekat dengan para ketua partai. Sebelum menjadi Ketua Partai Demokrat Lampung, Zulkifli Anwar adalah kader Golkar. Bahkan pencalonan bupati tahun 2000 dan pencalonan bupati dalam pilkada langsung tahun 2005, semuanya diusung oleh Partai Golkar, sehingga kedekatan emosional antara Zulkifli Anwar dan Partai Golkar hingga saat ini masih terjaga.
Zul pun dikenal amat dekat dengan PKS. Apalagi saat ia menjadi Bupati Lamsel, Antoni Imam adalah Wakil Ketua DPRD Lamsel. Bahkan ketika maju di Pilgub Lampung tahun 2008, Zulkifli Anwar juga berpasangan dengan Ahmadi Sumaryanto, kader inti PKS dari Kabupaten Tanggamus.
Lantas bagaimana dengan partai lainnya? Saya melihat, belum ada yang aman, dan bahkan bisa saja jauh dari aman. Kenapa?
Saya ambilkan contoh beberapa partai yang kadernya belum aman, yaitu: 1. PDIP. Bupati Lamsel saat ini, Nanang Ermanto yang juga adalah Ketua DPC PDIP Lamsel. Terus terang saya berani menyebutkan bahwa posisinya belumlah aman.
Sama-sama kita buka sejarah perpolitikan tingkat daerah. Dalam proses pencalonan kepala daerah di Lampung ini, PDIP selalu memunculkan calonnya pada detik-detik terakhir pendaftaran. Meski Nanang adalah ketua PDIP, namun ada beberapa contoh ketua PDIP di kabupaten di Lampung diberi sanksi tegas oleh Ketua Umum DPP PDIP karena tidak patuh dengan aturan partai.
Seperti sanksi pemecatan terhadap Ketua DPC PDIP Kabupaten Pesawaran dalam pilkada 2020. Selain itu, dalam pilkada 2024 ini, Nanang juga harus bersaing ketat dengan Hendri Rosyadi, Ketua DPRD Lamsel yang juga mantan Ketua DPC PDIP Lamsel sebelum Nanang Ermanto, untuk memperebutkan rekomendasi dari DPP PDIP.
2. Dari Partai Gerindra, hingga saat ini, belum terlihat kader yang betul-betul akan didorong untuk maju pilkada. Memang, ada beberapa nama yang telah dimunculkan, seperti Erma Yusneli, peraih suara terbanyak untuk anggota DPRD Lamsel dapil Kecamatan Natar. Kemudian ada Wahrul Fauzi Silalahi, politisi (anggota DPRD Lampung 2019-2024 dari Partai Nasdem) yang di pileg 2024 beralih ke Partai Gerindra dan kembali terpilih sebagai anggota DPRD Lampung 2024-2029. Namun, kemunculan dua nama tersebut barulah sebatas isu di publik saja, yang belum tentu mengandung unsur kebenarannya.
3. Memang, masih ada nama lainnya, yaitu Pandu Kusuma Dewangsa, wakil bupati periode 2020-2025, politisi PPP. Namun sayang, PPP sendiri tidak mendapatkan kursi di DPRD Lamsel.
Pandu pun kabarnya sudah dipanggil oleh DPP PKB ke Jakarta bersama calon kepala daerah lainnya dari PKB dalam acara taaruf dengan Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, tiga hari lalu. Tetapi, ketetapan hati dari Pandu untuk maju di pilkada November nanti masih diselimuti misteri.
Bakal calon yang saya ungkapkan diatas, barulah perkirakan sementara, belum tentu juga mengandung kebenaran. Karena politik selalu dinamis.
Lantas bagaimana peluang untuk poros ke-5 atau malah akan muncul calon independen di Pilkada Lamsel 2024 ini? Simak di episode selanjutnya. (Bersambung)