Lampung Selatan|KBNI–News|Terlepas dari rumor yang diyakini warga sekitar mengenai angkernya kawasan Perumahan Giriharjo 2 di Desa Merbau Mataram, Kecamatan Merbau Mataram, Lampung Selatan, itu ternyata bukan perangkat desa saja yang mengaku tidak mengenal siapa pengembangnya.
Camat Merbau Mataram, Heri Purnomo, pun mengaku baru tahu dari media ini bila di desa tersebut ada kompleks perumahan.
“Saya malah baru tahu kalau ada perumahan disitu, apalagi sampai ada peristiwa anak tenggelam ini,” ucap Camat Heri Purnomo saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/3/2024) siang, dengan ekspresi wajah terkejut.
Karena baru tahu setelah media ini meminta konfirmasi, Camat Merbau Mataram tersebut tidak bisa memastikan perizinan yang dimiliki pengembang. Begitu juga mengenai fasilitas umum maupun fasilitas sosial yang wajib diadakan oleh pengembang kawasan perumahan.
Menurut dia, yang namanya perumahan tentu sebelum memulai pekerjaan harus dilengkapi dengan berbagai persyaratan untuk mendapatkan perizinannya.
“Dan semua persyaratan itu wajib dilengkapi terlebih dahulu sebelum dilakukan pembangunan. Baik itu izin terkait analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL), izin lingkungan, dan menyediakan lahan yang terukur untuk fasilitas umum dan fasilitas sosialnya. Nah, apakah pengembang perumahan di Giriharjo sudah memiliki itu semua apa belum, saya tidak bisa memastikan saat ini. Karena baru tahu juga,” urai Camat Heri Purnomo, blak-blakan.
Camat Merbau Mataram itu juga menyatakan, akan menugaskan jajarannya untuk mengecek ke lapangan mengenai keberadaan Perumahan Giriharjo 2 tersebut. Tampak sekali Heri Purnomo sebagai pimpinan tertinggi pemerintahan di kecamatan tersebut tidak ingin ada peristiwa apapun yang meresahkan masyarakatnya. Apalagi menyangkut urusan tempat tinggal.
Sementara, Dila yang mengaku mewakili pengembang perumahan, Kamis (21/3/2024) petang, melalui WhatsApp menyatakan, pihaknya tidak terima dengan adanya berita yang dimuat media ini. Yaitu terkait rumor bila kawasan perumahan yang dibangunnya ditengarai sebagai wilayah angker, sebagaimana penuturan beberapa warga sekitar.
“Tunggu saja mas, suratnya atas pencemaran nama baik berita yang dibuat,” tulisnya sambil menambahkan, pihaknya ada hak untuk memberi jawaban atau tidak. Apalagi yang ditanyakan bukan perihal di berita, beda sekali pertanyaan dengan berita.
Dila juga menuliskan permintaannya agar berita media ini direvisi jika tidak mau timbulnya pencemaran nama baik.
Mengenai peristiwa terpelesetnya anak Suyatno ke kubangan bekas galian eksavator, Dila mengarahkan media ini untuk menanyakan kepada teman korban yang bermain saat itu.
“Tanyakan saja pada anak-anak yang bermain dengan dia, apa ada unsur dia kepeleset atau apa, tanyakan saja pada orang yang nolong. Saya tidak punya hak untuk kasih informasi itu, karena saat kejadian itu pun saya tahu siapa yang bersama dia, jelas depan mata dia, dan dia yang langsung minta tolong dan menceritakan saat kejadian itu sebenarnya seperti apa dan si penolong dua orang,” urai Dila.
Lalu bagaimana sebenarnya kondisi di Perumahan Giriharjo 2 menurut penghuninya? Dawiyah, salah seorang penghuni, terang-terangan mengaku kecewa dengan pengembang.
Mengapa? “Dulu waktu kami mau beli perumahan ini dijanjikan banyak fasilitas. Di antaranya, jalan umum yang bagus, ada lahan bermain anak-anak, ada embung, ada lahan hijau, musholla, listrik bagus, dan air dibilang lancar. Ternyata, semuanya bohong. Saya sudah 5 tahun tinggal disini, apa yang dijanjikan itu belum terpenuhi,” kata Dawiyah, Kamis (21/3/2024) siang.
Ditambahkan, pasokan air bersih bagi penghuni hingga saat ini lebih sering macet. Lahan untuk musholla pun pemakaman, juga belum jelas berada dimana.
Ia berharap, pengembang memenuhi janjinya kepada konsumen yang telah menghuni kompleks perumahan bertahun-tahun belakangan ini.
Mengenai adanya rumor bila kawasan perumahan itu diliputi suasana mistis, Dawiyah tidak mau memberikan penjelasan. Sedangkan seorang warga yang dikenal sebagai seniman, membenarkan bila wilayah tersebut memang dikenal angker.
Terus terang pria ini mengaku, melalui meditasinya melihat sosok wanita tua berkendit melintasi bebatuan yang menjadi lokasi terjatuhnya seorang anak berusia 8 tahun Senin (18/3/2024) petang lalu ke dalam bekas galian eksavator.
“Dalam terawangan, saya melihat sosok wanita tua berkendit di batu tempat kejadian anak tercebur bekas galian itu. Entah apa atau siapa wanita tua itu, saya tidak tahu,” tuturnya. (habis/mutadir)