Pesawaran|KBNI–News|Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona Kaligis, berkesempatan menjadi salah satu presentator untuk memberikan pemaparan mengenai potensi sektor pariwisata dan industri yang dimiliki kabupaten pimpinannya dalam perhelatan Lampung Economic & Investment Forum 2024 yang digelar di Lampung Marriot Resort & Spa, Rabu (2/10/2024).
Sebagaimana diketahui Lampung Economic & Investment Forum 2024 yang mengusung tema “Fostering Lampung Economic Growth Through Regional Investment” merupakan sebuah forum yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Forum Investasi Lampung (Foila) dalam upaya meningkatkan iklim investasi positif dan memacu laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pj Gubernur Lampung, Samsudin, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Lampung, Junanto Herdiawan, para bupati, kepala perangkat daerah se- Provinsi Lampung, serta para pelaku usaha dan investor di Lampung.
Sebagai daerah yang dikenal dengan kekayaan baharinya, Bupati Dendi dalam membeberkan, bahwa Pemkab Pesawaran saat ini tengah merancang proyek investasi kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata Teluk Pandan.
Menurutnya, masterplan KEK Pariwisata Teluk Pandan sudah diproyeksikan sejak 2016 dan berdiri di kawasan seluas 647 hektare. Adapun zona kawasannya terbagi ke dalam empat block yang masing-masing memiliki karakterisik serta potensi yang beragam. Keempat wilayah tersebut yakni Block Queen Artha, Block Mutun, Block Ringgung, dan Block Mahitam.
“Dan Alhamdulillah, investasinya sudah mulai banyak masuk. Salah satunya Marriot Resort ini, yang sudah dilaunching pada Juni 2024 lalu. Marriot Resort ini tentu dibangun dari buah pemikiran pelaku investor Lampung yang punya potensi luar biasa,” ujar Bupati Dendi.
Selain potensi pariwisata, Pemkab Pesawaran juga memiliki fokus lain dalam upaya mendorong masuknya investasi dalam pergerakan ekonomi. Yaitu melalui rencana pembangunan kawasan ndustri Pesawaran (Kitaran).
Bupati Dendi menilai, aksesibilitas pengiriman barang dan jasa serta dalam dunia industri menjadi aspek penting dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu, Kitaran hadir sebagai upaya dalam mewujudkan kemudahan dan peluang bagi para pelaku usaha dan investor guna terlibat dalam peningkatan ekonomi daerah.
Dikatakan, daerah kawasan industri Tegineneng menjadi daya tarik utama bagi pengembangan investasi, karena dinilai memiliki aksesibilitas lokasi yang strategis. Baik dari akses kereta api, akses Jalan Tol Trans Sumatera, akses jalan nasional, akses Bandara Raden Intan, serta akses Pelabuhan Panjang.
“Tapi ini tentu harus kita atur sedemikian rupa, keterbukaan investasi di Pesawaran sangat besar, maka dari itu kita selalu komitmen untuk memberikan akses kemudahan jangan sampai lambat, buruk, dan dipersulit,” tegas Bupati
Pada kesempatan yang sama Pj Gubernur Lampung, Samsudin, menyambut baik Lampung Economic and Investment Forum sebagai upaya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi regional.
Samsudin menjelaskan, bahwa pendapatan daerah pemacu pertumbuhan ekonomi regional dipengaruhi oleh tiga variabel. Yakni pajak, dana hibah, dan juga investasi.
“Letak Provinsi Lampung sebagai gerbang Pulau Sumatera dan dekat dengan Pulau Jawa menjadikan Lampung sebagai daerah yang strategis dan memiliki daya tarik bagi para investor. Dan yang harus kita lakukan sekarang adalah mendorong orang agar datang ke Lampung dan berikan kemudahan bagi mereka yang ingin berinvestasi, tentu kita punya semua potensi itu,” ujar Samsudin.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Lampung, Junanto Herdiawan, menjelaskan bahwa gelaran Lampung Economic & Investment Forum merupakan upaya Bank Indonesia dalam memacu peluang investasi dari para pelaku usaha di Provinsi Lampung.
Pada kesempatan ini BI juga turut mengundang investor dari beberapa lintas negara serta menggelar diskusi mengenai kondisi dan peluang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung untuk menyongsong Lampung Emas 2045 mendatang.
Junanto menyebut, kinerja perekonomian Lampung pada triwulan 2 berada di angka 4,8 % (yoy), angka ini meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang berada di angka 3,30 % (yoy).
“Hal ini didorong dari kuatnya permintaan domestik peningkatan kinerja sektor eksternal, investasi, serta ekspor yang meningkat,” ujarnya. (sugi)