Lam-Sel|KBNI–News|Kehadiran kawasan wisata baru di wilayah Bulok, Kalianda, Lampung Selatan, yaitu Rio by the Beach, layak disebut sebagai idola baru bagi wisatawan.
Kawasan wisata pantai dengan latar belakang perbukitan ini baru pada 5 April 2024 lalu resmi beroperasi. Namun, sepanjang hari Minggu (14/4/2024), setidaknya 3.000-an orang datang ke tempat rekreasi tersebut.
Dengan luas lahan sekitar 10 hektare, kawasan wisata pantai ini memang layak menjadi idola bagi wisatawan. Apalagi telah cukup banyak fasilitas yang tersedia. Mulai dari gazebo, kamar mandi, hingga musholla darurat.
Hanya saja, signal handphone kurang memadai. Acapkali kawasan wisata ini blankspot.
Untuk mencapai kawasan wisata ini tidak mudah. Dari jalan bypass setelah keluar tol di GT Sidomulyo, masuk melalui jalur Pantai Marina.
Membutuhkan jarak sekitar 6 Km baru sampai ke lokasi. Itu pun melalui jalan yang cukup rusak.
Ketika akan memasuki Rio Beach, semua pengunjung diwajibkan membayar uang parkir Rp 10.000 untuk kendaraan roda empat.
Sedangkan harga tiket masuk Rio by the Beach sebesar Rp 35.000 per-orang.
Beberapa pengunjung mengaku wilayah pantaì Rio Beach cukup memikat. Dengan ombak yang cukup landai.
“Hanya saja yang kami herankan, kenapa tiket masuk diambil lagi oleh petugas di pintu masuk. Harusnya kan tiket itu hanya sebagai bukti untuk pengunjung bisa masuk, dan menjadi milik pengunjung. Bisa saja terjadi manipulasi jumlah pengunjung yang hal ini berkaitan dengan pajak yang harus dibayarkan,” kata seorang pengunjung asal Bandar Lampung.
Menurut dia, soal diambilnya kembali tiket saat pengunjung di pintu masuk oleh petugas, memang masalah kecil. Tetapi bisa membawa citra tidak baik bagi kawasan wisata itu sendiri.
Ia minta pemilik dan pengelola Rio by the Beach untuk mengevaluasi hal sederhana itu.
“Hindari hal-hal yang menimbulkan pengunjung tidak nyaman. Apalagi dengan biaya masuk yang relatif mahal. Sebagai pengelola wisata harus memahami benar bahwa menjual kenyamanan dan alam milik Tuhan. Jadi, hindari hal-hal yang membuat pengunjung kurang nyaman,” ujar Ahmadi, warga Bandar Lampung yang berwisata dengan keluarga besarnya. (sugi)