Yayasan Tidak Beri Kepastian, Ribuan Mahasiswa Megou Pak Ancam Demo Besar-Besaran

Tulang Bawang,|KBNINews| Kasihan nasib seribuan kaum muda Lampung yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Universitas Megou Pak Tulang Bawang. Buntut dicabutnya izin operasional PTS yang lahir era kepemimpinan Abdurrahman Sarbini sebagai Bupati Tulang Bawang itu, kini nasibnya terkatung-katung.

Sebagaimana diketahui, Universitas Megou Pak Tulang Bawang resmi dicabut izin operasionalnya sesuai SK Kemendikbudristek Nomor: 156/E/O/2024 pada 1 Februari 2024 lalu.

SK pencabutan izin operasional tersebut diserahkan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II kepada Universitas Megou Pak Tulang Bawang, Kamis (22/2/2024).

Menurut SK Kemendikbudristek, ada beberapa konsekuensi atas pencabutan izin operasional itu. Mulai dari menghentikan seluruh kegiatan akademik dan non akademik terhitung sejak SK diterbitkan, dan pihak yayasan juga diminta membuat pengumuman di media massa nasional dan lokal. Selain itu, Universitas Megou Pak dilarang menerima mahasiswa baru. Sedangkan, mahasiswa yang ada saat ini harus dipindah oleh pihak yayasan ke perguruan tinggi lain sesuai program studinya.

Tidak hanya itu. Pihak yayasan juga diminta membuat surat pemberhentian untuk para dosen yang ada di Universitas Megou Pak.

Setelah ada pengumuman Universitas Megou Pak ditutup, praktis  tidak ada lagi aktivitas belajar mengajar di kampus tersebut. Mahasiswa pun luntang-lantung kebingungan.

Presiden Mahasiswa Universitas Megou Pak, Dimas Primus Pratama, meminta pihak kampus memberikan kejelasan kepada mahasiswa. Pasalnya, hingga kini, mahasiswa belum mendapatkan kepastian akan dipindahkan kemana.

“Pihak rektorat memberikan alasan bahwa mahasiswa disuruh menunggu hasil dari banding. Tapi alangkah sayang bagi kami yang sudah semester 6 dan semester lanjut jika tidak dapat kepastian,” kata dia, Sabtu (16/3/2024), sebagaimana dikutip dari rmollampung.id.

Dimas menambahkan, BEM Universitas Megou Pak Tulang Bawang dan elemen mahasiswa lainnya sudah berkumpul untuk membahas persoalan ini.

“Kami sudah kumpul kemarin, dan kami menuntut agar kampus juga yayasan memberikan kejelasan nasib kami. Jika dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada gerakan, tindakan, dan kepastian,   kami akan melakukan aksi besar-besaran,” tegasnya.

Terkait rencana itu, Dimas mengundang seluruh mahasiswa Universitas Megou Pak dari seluruh jurusan untuk satu suara dan merapatkan barisan menuntut keadilan. (sugi)